• Medina Kamil

    Medina Kamil

    Terombang - ambing di Laut Arafuru dan terdampar di Pulau Tiga selama empat hari, menjadi pengalaman pertama Medina Kamil saat mulai menjadi presenter Jejak Petualang.

  • Gunung Rinjani

    Gunung Rinjani

    Ungkapan "Kalau sudah mendaki Gunung Rinjani, tak perlu lagi naik ke gunung lain," sepertinya memang benar adanya. Di sepanjang perjalanan saja, pendaki sudah dibuat kagum oleh pesona yang mampu memukau semua orang.

  • Galery Foto

    Galery Foto Pendakian Bawakaraeng

    Sebuah kenangan Pendakian Gunung Bawakaraeng Tanggal 28-30 Juli 2011 yang mungkin tidak akan pernah kami lupakan.

  • Video

    Video

    Video Sebuah Cerita dari Puncak Gunung Bawakaraeng.

  • Gunung Bulusaraung

    Gunung Bulusaraung

    Oke langsung to the point aja bro…. Disini saya rasa ndak perlu jelaskan apa itu mendaki???? Apa gunanya mendaki??? Bagaimana rasanya mendaki??? Karena saya hanya berharap suatu saat alam yang akan menjelaskandan menjawab pertanyaan itu..!!!

  • Mengapa Mendaki Gunung

    Mengapa Mendaki Gunung

    mengapa setiap pendaki gunung mau bersusah payah mendaki gunung berjam-jam, membawa bepuluh-puluh kilogram beban di punggung, dan meninggalkan kenyamanan empuknya kasur dengan memilih tidur di tenda.

Menikmati Surga Wakatobi Ala Backpacker

0 komentar
Sebutan Surga di Atas dan Surga di Bawah kata Trinity,Naked Traveler ternyata memang real adanya. Banyak orang yang punya mimpi untuk dapat menikmatinya, namun sayangnya jalan yang panjang dan biaya yang tidak sedikit harus ditempuh untuk menuju Wakatobi, Salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut. So, di sini saya ingin berbagi sedikit pengalaman bagi teman-teman yang mau backpackeran ke Wakatobi.
 
Dari manapun kita, pertama-tama harus menuju Kota Makassar terlebih dahulu kemudian ada beberapa pilihan menuju Wakatobi.
  • Pertama, dari Makassar naik Pesawat menuju kota Kendari, lalu dilanjutkan naik pesawat kecil ke Wanci di Pulau Wangi-Wangi.
  • Kedua, dari Makassar naik pesawat menuju Kota Bau-Bau, lalu dilanjutka dengan naik kapal penumpang menuju Wanci, Keledupa, Tomia atau Binongko. Untuk maskapai yang melayani Rute Makassar-Kendari/Bau-Bau ada Merpati Air, Lion Air dan Express Air. Untuk Merpati dan Lion Air bisa dilihat dan dibeli via Internet sedangkan Express Air tidak ada jalur Onlinenya. Tarif sekali terbang dari Rp. 300.000-700.000 tergantung rezeki waktu membeli..:-)
  •  Ketiga, dari Makassar naik Kapal Laut menuju Bau-Bau baru dilanjutkan ke Pulau-pulau di Wakatobi, untuk jadwal kapal Pelni bisa dilihat di Web Resmi Pelni (www.pelni.co.id), jadwal disini lumayan bisa dipercaya, untuk memastikan jamnya bisa ditelpon call centre yang ada. Sedangkan kapal penumpang menuju pulau Wangi-wangi, Keledupa, Tomia dan Binongko setiap malam pukul 9 dari Bau-bau.
Pastinya bagi backpacker seperti kita lebih memilih opsi yang termurah, dan untuk transportasi antar pulau di WaKaToBi dilayani oleh kapal-kapal penunmpang kecil yang lumayan berasa ketika laut sedang berombak. Sesuai pengalaman saya kemaren dari Bau-Bau ke Wanci tarif Kapalnya Rp. 103.000 kemudian dari Wanci ke Tomia Rp. 80.000 karena saya langsung menuju yang terjauh. Sedangkan antar pulau seperti dari Wanci – Keledupa- Tomia – Binongko antar pulau masing-masing Rp. 50.000.



Itenerary :
Berikut Rancangan Itenerary seperti yang kemaren yang sempat saya jalani ketika ke Wakatobi.
Day 1
Kota Asal – Makassar = Ambil penerbangan pagi
Makassar – Bau-Bau = Naik Merpati Air/Lion Air/Express Air sekitar pukul 11 dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Ada waktu beberapa jam di Bau-bau bisa disempatkan jalan ke Air Terjun Tirta Rimba atau Goa Lakasa Atau Pantai Nirwana / Benteng Keraton.
Malam sekitar Pukul 8 menuju pelabuhan, kapal menuju Tomia ada 2 hari sekali, jadi kalau ingin Langsung Menuju Tomia (Rp. 130.000)  atau Keledupa kalau kebetulan tidak ada kapal bisa terlebih dahulu naik kapal ke Wanci (RP. 103.000).

Day 2
Tiba Di Pulau Tomia.
Kapal Langsung Tomia tiba sekitar pukul 9-10. Kalau Naik kapal Wanci sampai pagi pukul 6-7 baru dilanjutkan naik ojek ke pelabuhan Mona dan cari kapal ke  Keledupa (Rp.50.000) atau Tomia (Rp. 80.000).
Bisa dilanjutkan istirahat dulu atau langsung explore daratan Tomia, ke Benteng atau ke Puncak Kahiangan tempat syuting Film Mirror Never Lies.

Day 2
Diving atau Snorkling trip di Tomia. Bagi yang mau Diving bisa menghubungi Pak Ade (081234767854 / 085341300675). Untuk penginapan di Tomia ada Hotel Adijaya ( sekitar 150.000-250.000), atau Homestay bisa minta bantu carikan dengan Pak Ade. 

Day 3
Pukul 8 pagi kapal berangkat ke Pulau Keledupa (Rp.50.000) kurang lebih 3-4 jam, turun di pelabuhan Taaw, Kapalnya tidak merapat di Pelabuhan tapi naik kapal kecil ke pelabuhannya (Rp. 10.000). Kemudian naik ojek ke Pelabuhan Ambeua, tempat penyebrangan ke Pulau Hoga atau bisa langsung menghubungi Pak Jufri (085395303993) dari Hoga untuk menjemput di pelabuhan , sekali berangkat Keledupa-Hoga (Rp. 50.000). Dan sore harinya bisa snorkeling di sekitar dermaga Pulau Hoga.
Day 4
Diving / snorkeling di sekitar pulau Hoga atau sekedar leyeh-leyeh di pantai berpasir Putih. Untuk diving bisa menghubungi dive master Pak Jufri di atas tadi. Sekali diving tarifnya Rp. 350.000 untuk yang sudah punya sertifikat. Sedangkan penginapan di Hoga tidak ada, hanya ada pondokan-pondokan masyarakat yang memang khusus disewakan seperti Bungalow per orang Rp. 50.000. untuk mahal lumayan mahal yaitu Rp. 40.000 sekali makan, jadi biar hemar bisa bawa mie instan atau Roti dari Pulau Utama. Listrik hanya menyala dari pukul 5 sore sampai pukul 11 malam.

 
 
 
Day 5
Kembali ke Keledupa dan bisa lanjut ke Pulau Wanci (Rp. 50.000) atau langsung balik ke Bau-Bau (Rp.100.000) sampai di Bau-bau pukul 8-9 malam.

Day 6
Explore Bau-bau lagi tergantung penerbangan kembali ke Makassar yang biasanya sore hari dan kota Asal masing-masing.


Tips Tambahan:
-          Bergaullah dengan masyarakat,  karena orang Wakatobi baik-baik siapa tau diajak nginap gratis di rumahnya seperti saya kemaren bahkan diajak naik perahu untuk snorkeling dan pastinya Gratis juga cuy..
-          Bawa Losion Anti Nyamuk karena di Pulau Hoga banyak nyamuk kalau musim Hujan. Atau pilih pondokan yang di tepi laut.
-          Bulan 6-8 adalah bulan-bulan datangnya siswa dan mahasiswa dari luar negeri yang penelitian di Pulau Hoga, biasanya semua pondokan sejumlah 143 penuh semua. Jadi usahakan hindari bulan-bulan tersebut atau bisa dihubungi orang di Pulau Hoga untuk memastikan. Jangan lupa untuk memastikan jadwal kapal karena sering berubah-ubah biar tidak ketinggalan. Selamat Mencoba.
 




Read more

5 Film Pendakian Gunung Terbaik

0 komentar
Selama ini film dengan tema pendakian gunung memang tak sepopuler film - film bertema lain seperti film percintaan atau film action. Tetapi walaupun begitu, ada cukup banyak film - film yang bertemakan tentang pendakian gunung. Baik bergenre dokumenter, action, horror, thriller, ataupun drama. Dari banyak judul tersebut, ada 5 Film Pendakian Gunung Terbaik menurut kami.

1. Nordwand a.k.a The North Face
Bercerita tentang 2 pendaki Jerman ambisius, Max Mehringer dan Karl Sedlmayer yang mencoba mendaki dinding utara Eiger, dijaman dimana Nazi menjadi partai yang berkuasa di Eropa. Keterbatasan peralatan dan teknik, kedua pendaki yang membawa nama Jerman ini mati di tengah gunung, ketika orang orang di basecamp pendakian berpesta atas keberanian mereka mendaki gunung maut tersebut. Tragis dan ironis.



Setelah kematian mereka, pendakian ke gunung Eiger ini ditutup, tapi tak mampu menahan ambisi para pendaki, karena "the first men to summit will be celebrated as Olympic heroes", and so the battles cry echoes through Europe: Attack the Eiger North Face!!!

Film ini diangkat dari kisah nyata, dan dikisahkan dalam film yang luar biasa, dramatis, dan tanpa katastropik seperti film Hollywood. Ini film yang pertama yang wajib di tonton oleh mereka yang mengaku pendaki gunung.

2. Seven Years in Tibet
Film ini juga diangkat dari kisah nyata pendaki gunung kenamaan, Heinrich Herrer, seorang Jerman, ketika mendaki Gunung Everest di Himalaya, dan pengalamannya terdampat di Tibet selama 7 tahun. Di sana ia tak sekedar mendaki gunung, tapi juga mendapatkan pengalaman spiritual langsung dari pemimpin Tibet, Dalai Lama. Di Tibet pulalah ia belajar kebijaksanaan timur, dimana manusia tak diukur dari prestasinya, tapi bagaimana ia menaklukkan diri sendiri.

www.belantaraindonesia.org

FYI, catatan Heinrich Herrer juga menjadi salah satu acuan dari team pendaki Mahitala ketika mereka menjelajahi pegunungan Jaya Wijaya di Papua beberapa tahun silam, menurut buku yang diterbitkan oleh Mahitala, Sudirman Range Trail. Film yang dibintangi Brad Pitt ini memang tak melulu menceritakan pendakian gunung, tapi juga kehidupan pribadi Heinrich Herrer, termasuk kisah cintanya.
 
3. Nanga Parbat
Seperti dua film diatas, film ini juga merupakan kisah pendaki besar, Reinhold Messner, ketika mendaki gunung Nanga Parbat. Banyak kisah terjadi dalam proses pendakian itu, dianggap hilang dan mati, namun akhirnya berhasil kembali, meski turun pada tempat yang berbeda, India.


4. Touching The Void
Film semi dokumenter ini berkisah tentang 2 pendaki Inggris, Joe Simpson dan Simon Yates, yang lolos dari kematiannya ketika mencoba mendaki Siula Grandre, unclimbed west face of a notorius 21.000 feet peak, di Peru.


5. The Wildest Dream
Film dokumenter ini merupakan perjalanan napak tilas Conrad Anker yang mencoba apa yang dilakukan oleh George Mallory dan Irvine saat mendaki Everest puluhan tahun lalu. George Mallory dan Irvine hilang saat mencoba mendaki puncak tertinggi di dunia itu.


Disini, Conrad Anker mencoba melakukan pendakian yang sama dengan pendakian Mallory, termasuk peralatannya. Film ini bagus, mengingatkan kita betapa luar biasanya para pendaki terdahulu, bahkan dengan alat seadanya, berambisi untuk mencapai puncak - puncak paling kejam sekalipun. Film yang dibuat oleh National Geographic ini lumayan bagus untuk menambah wawasan para pendaki gunung di jaman ini.
 
Itulah beberapa film yang bisa menjadi referensi bagi pembaca solata adventure. bagi yang mau nonton silahkan di cari di search engine.
 
Sumber: http://www.belantaraindonesia.org








Read more

Bocah TK dari Toraja Taklukkan 10 Gunung di Indonesia

0 komentar

Jika menemukan anak usia taman kanak-kanak (TK) atau berumur 6 tahun bermain kejar-kejaran, bermain kelereng, atau bermain sepeda, itu masih biasa. Namun, beda dengan Bayu Sagarmatha Mayai, yang sudah melakukan aktifitas orang dewasa yakni, mendaki gunung.
Putra kedua dari pasangan R Sakti Mayai dengan Fetronela Sampebua sudah mencatatakan dirinya sebagai satu-satunya anak berusia 6 tahun yang sudah mendaki sedikitnya 10 puncak gunung di Indonesia.
Sakti menceritakan, Bayu yang masih duduk dibangku Taman Kanak-kanak ini sudah mengikuti ekspedisi pendaki gunung sebanyak 10 puncak gunung di Indonesia dengan ketinggian antara 2.000 sampai 3000 meter dari permukaan laut (mdpl).

Berikut ini gunung gunung yang sudah didaki oleh Bayu.

  1. Gunung Sesean, (2.100 mdpl)  di Toraja,
  2. Gunung Latimojong (3.478 mdpl) di Enrekang,
  3. Gunung Bawakaraeng (2.830 mdpl) di Malino, Gowa,
  4. Gunung Nokilalaki (2.355 mdpl) Sulawesi Tengah.
  5. Gunung seperti Gawalise (2.023 mdpl) di Sulteng,
  6. Gunung Lokon (1.579 mdpl) dan 
  7. Gunung Soputan (1.784m) di Sulut,
  8. Gunung Sundoro (3.340 mdpl) di Jawa Timur,
  9. Gunung Sumbing (3.155 mdpl) dan
  10. Gunung Semeru (3.676 mdpl)

Pendakian Bayu, kata dia, tidak berhenti disitu, nanti pada perayaan 17 Agustus 2013, Bayu akan ikut pendakian kembali di Semeru.
“Dalam rangka mengahyati semangat dan nilai kepahlawanan Pongtiku, Bayu akan mengikuti upacara bendera dalam rangka 17 Agustus 2013 ini, di Puncak Gunung Mahameru, Semeru propinsi Jawa Timur, ” kata Sakti.
"Salam Lestari"

Sumber: rakyatsulsel.com 
baca artikel lainnya DISINI



Read more

Gunung Gandang Dewata dan Mitosnya.

0 komentar
Gunung yang terletak dibawah pengawasan administratif tiga kabupaten ini yaitu, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Kalumpang di propinsi Sulawesi Barat. Puncak gunung ini juga merupakan puncak tertinggi dari jejeran pegunungan yang terbesar di pulau Sulawesi yaitu pegunungan Quarles. Butuh waktu 8 hingga 12 hari untuk mencapai puncak gunung ini, yang dikarenakan lokasinya yang cukup remote dan susahnya akses transportasi. Hal ini menyebabkan gunung ini jarang sekali didaki. Namun keindahan pemandangan dari puncak gunung ini tidak kalah dengan gunung lainnya. Kondisi hutan yang masih asli, fauna asli pulau Sulawesi banyak terdapat di gunung ini seperti Anoa dan burung Rangkong. Di gunung ini juga banyak dijumpai sungai-sungai yang berair jernih.
Ada 10 pos atau lokasi camp yang bisa digunakan selama pendakian di gunung ini. Lokasi-lokasi tersebut hanya berupa tanah datar. Perjalanan pendakian dari Pos I hingga Pos V melewati hutan yang masih asli serta keadaan jalan setapak yang naik turun punggungan bukit. Tidak jarang pendaki akan menemukan berbagai macam satwa hutan. Dari Pos I hingga Pos V paling tidak butuh 4 – 5 hari perjalanan (tergantung kecepatan ritme pendakian anda).
Dan di pos VI barulah kita bisa memandang puncak Gunung Ganda Dewata, akan tetapi dari Pos VI hingga puncak buth 2 hari perjalanan lagi. Pada Pos VII terdapat sumber air berupa sungai yang cukup besar dan berair jernih.
Perjalanan kembali menanjak cukup curam dan licin untuk mencapai Pos VIII dan hingga Pos IX. Pos XI cocok untuk bermalam sebelum summit attack ke esokan harinya.
Dari Pos IX menuju puncak jalur pendakiannya melewati jalur yang banyak ditumbuhi oleh lumut hingga semata kaki, banyak pohon tumbang karena daerah ini cukup terbuka dan berangin kencang. Ada beberapa dinding tebing yang longsor. Butuh waktu tempuh sekitar 4 jam dari Pos IX hingga puncak. Dipuncak Gunung ini terdapat tiang trianggulasi. Dari puncak gunung ini bisa dinikmati pemadangan indah jejeran pegunungan Sulawesi seperti pegunungan Latimojong dan gunung Kambuno. GUnung Ganda Dewata ini memang butuh persiapan yang cukup matang untuk mendakinya, namun suguhan pemandangan alam yang anda dapat setimpal dengan usaha yang telah dilakukan.
Perijinan
Untuk perijinan tidak begitu spesifik, para pendaki hendaknya saat sampai di Mamasa mampir untuk memintah ijin kepada orang atau tokoh adat yang dituakan disana yaitu Pak Daun. Ada baiknya juga membawa surat jalan dari organisasi/club atau RT/RW dan surat jalan dari kepolisian sebagai backup jika diperlukan nantinya.

Mitos Gunung Gandang Dewata.

April 2007, perwira senior POM Kodam VII/Wirabuana Mayor (POM) Latang, serta dua pegawai sipil Abdul Azis dan A Rifai, juga dilaporkan hilang, dan hingga kini belum diketahui rimbanya.
Warga setempat menyebutkan, Gendang Dewata dipenuhi mitos. Jika terdengar suara gendang dari puncak gunung, berarti orang tersebut sudah hilang dan meninggal.
Misteri dan “mistisme ekologi” ini akan selalu terjaga kekentalannya oleh para pengunjung yang hendak mendaki ke Gandang Dewata dan masyarakat setempat Dusun Rante Pongkok Kabupaten Mamasa. Mendaki erat kaitannya dengan spritualitas sehingga untuk memahami kandungan esoterik yang dimiliki oleh Gandang Dewata butuh kejernihan akal dan pikiran. Gandang Dewata Sendiri jika ditinjau dari sejarah pada mulanya adalah daratan terendah di pulau Sulawesi hal tersebut dibuktikan dengan adanya batu besar berbentuk perahu yang konon ceritanya adalah milik Putri Raja yang kandas di Puncak Gunung Gandang Dewata. Tapi kini Gandang Dewata telah menjadi tanah tertinggi di Sulawesi Barat namun sisa-sisa lautan masih kadang kita jumpai. Penghuninya, sebagaimana Daud, salah seorang tokoh masyarakat Mamasa yang dikenal sebagai “pakar” mistikus ekologi Gandang Dewata menyebutkan, masyarakat Rante Pongkok adalah masyarakat yang mempertahankan hidupnya dari bertani di alur pegunungan Gandang Dewata. Secara sosiologis, Gandang Dewata telah memiliki hubungan emosional dengan masyarakat kampung terakhir Desa Rante Pongkok sejak dulu. Untuk memahami kepercayaan tradisional mistis terhadap keberadaan penghuni di hutan “perawan” tersebut jika mau jujur, merupakan konsep rumit pada extra-sensory perception of meta linguistic “metabahasa dalam kepekaan rasa batin”. Mereka menemukan cara rahasia melalui meta linguistic system untuk melindungi ciptaan Tuhan yang sangat kompleks di hutan tersebut. Dengan menghubungkan keberadaan turunnya Dewa yang membunyikan gendang yang senantiasa memberikan informasi kepada masyarakat melalui hutan, serta hutan sebagai lahan untuk menunjang hidup maka hutan terlegitimasi secara etik dan moral untuk dijaga dan dicintai. Konon, dahulu kala ketika dewa-dewa masih senang turun ke dunia, maka Hutan Gunung Gandang Dewata adalah tempat pilihannya. Sebagian masyarakat mempercayai hal tersebut dan kepercayaan itu mungkin timbul dari apa yang mereka rasakan selama hidup dari sumber hutan. Gunung Gandang Dewata masih tenang, tegak diselimuti kabut putih. Dan turunnya kabut tersebut dipercaya oleh segilintir masyarakat Rante Pongkok adalah keinginan para penghuninya. Kepercayaan tersebut jelas sangat berbeda dengan apa yang kita yakini bahkan keberadaan pengembala anoa yang sampai hari ini belum pernah kita dengar bahkan kita lihat keberadaannya adalah benar adanya. Entah dari mana kepercayaan itu muncul. Jelasnya hal tersebut di paparkan oleh Daud yang juga tak lain adalah juru kunci Gunung Gandang Dewata saat pengambilan data Gunung Mambulilling di lapangan. Banyak orang pernah mendengar legenda budaya bangsa maya. Selama ini, kesan sebagian besar orang terhadap bangsa maya tidak terlepas dari suasana hutan belantara. Dimana bangsa maya, yang terlintas dalam benak sejumlah orang adalah sekelompok mahluk halus yang berada di dalam hutan belantara yang terpencil dan sepi. Lalu siapakah bangsa maya penghuni Gunung Gandang Dewata tersebut. Keberadaan mereka diyakini oleh semua orang sebagai penghuni Gunung Gandang Dewata yang masih sebangsa dengan manusia. Mereka dari bangsa maya yang dikenal dengan nama To Membuni. Diyakini mereka adalah salah satu penghuni Gunung Gandang Dewata yang ada di dalam hutan, dan beraktivitas dalam hutan belantara. Mereka tidak banyak bercampur dengan manusia tetapi kadang pula menampakkan dirinya dan masuk ke dunia manusia. Setiap alam kehidupan mempunyai urusannya masing-masing mereka tergolong dalam golongan mahluk-mahluk halus yang asli dan tinggal di dunianya bersama masyarakat sendiri. To Membuni adalah sekelompok masyarakat yang tak tampak kasat mata namun dia dapat berkomunikasi dengan orang-orang tertentu. “Inilah kenyataan misteri yang dikandung oleh Hutan Perawan Gunung Gandang Dewata dan setiap pendaki yang pernah kesana pasti bisa merasakan keberadaanya,” ungkap Daud suatau ketika kepada penulis. To Membuni termasuk mahkluk halus yang hidup di alam demit (salah satu dari enam alam yang di huni mahluk halus). Bangsa ini memang senang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang hijau dan lebih sejuk hawanya, rumah-rumah mereka bentuknya sederhana terbuat dari kayu dan bambu. Mereka seperti manusia hanya bentuk badannya lebih kecil. Kehidupannya hampir sama seperti kehidupan di dunia manusia, yang membedakannya adalah tidak adanya sinar terang seperti matahari dalam lingkungan hidup mereka. Dalam dunianya mereka merokok. Bahkan rokok yang mereka gunakan sama seperti di dunia manusia, membayar dengan uang yang sama, memakai macam pakaian yang sama, bahkan mereka mempunyai kota seperti di dunia manusia. Dan sekali lagi, Ia tak nampak oleh kasat mata. Begitu banyak cerita yang diungkap oleh masyarakat Rante Pongkok Desa Tondok Bakaru Mamasa tentang keramatnya Gunung Gandang Dewata yang dapat membuat bulu kuduk merinding saat mendengarnya. Gunung keramat ini kemudian kian bertambah misterinya, utamanya saat peristiwa hilangnya Mayor Latang secara misterius di Alur Pegunungan Gunung Gandang Dewata. Namun mampukah kita membuktikan kebenaran mitos tersebut. Entahlah. - See more at: http://risalk92.blogspot.com/2013/03/mitos-gunung-gandang-dewata-kab-mamasa.html#sthash.8YPHsr3x.dpuf
Misteri dan “mistisme ekologi” ini akan selalu terjaga kekentalannya oleh para pengunjung yang hendak mendaki ke Gandang Dewata dan masyarakat setempat Dusun Rante Pongkok Kabupaten Mamasa. Mendaki erat kaitannya dengan spritualitas sehingga untuk memahami kandungan esoterik yang dimiliki oleh Gandang Dewata butuh kejernihan akal dan pikiran. Gandang Dewata Sendiri jika ditinjau dari sejarah pada mulanya adalah daratan terendah di pulau Sulawesi hal tersebut dibuktikan dengan adanya batu besar berbentuk perahu yang konon ceritanya adalah milik Putri Raja yang kandas di Puncak Gunung Gandang Dewata. Tapi kini Gandang Dewata telah menjadi tanah tertinggi di Sulawesi Barat namun sisa-sisa lautan masih kadang kita jumpai. Penghuninya, sebagaimana Daud, salah seorang tokoh masyarakat Mamasa yang dikenal sebagai “pakar” mistikus ekologi Gandang Dewata menyebutkan, masyarakat Rante Pongkok adalah masyarakat yang mempertahankan hidupnya dari bertani di alur pegunungan Gandang Dewata. Secara sosiologis, Gandang Dewata telah memiliki hubungan emosional dengan masyarakat kampung terakhir Desa Rante Pongkok sejak dulu. Untuk memahami kepercayaan tradisional mistis terhadap keberadaan penghuni di hutan “perawan” tersebut jika mau jujur, merupakan konsep rumit pada extra-sensory perception of meta linguistic “metabahasa dalam kepekaan rasa batin”. Mereka menemukan cara rahasia melalui meta linguistic system untuk melindungi ciptaan Tuhan yang sangat kompleks di hutan tersebut. Dengan menghubungkan keberadaan turunnya Dewa yang membunyikan gendang yang senantiasa memberikan informasi kepada masyarakat melalui hutan, serta hutan sebagai lahan untuk menunjang hidup maka hutan terlegitimasi secara etik dan moral untuk dijaga dan dicintai. Konon, dahulu kala ketika dewa-dewa masih senang turun ke dunia, maka Hutan Gunung Gandang Dewata adalah tempat pilihannya. Sebagian masyarakat mempercayai hal tersebut dan kepercayaan itu mungkin timbul dari apa yang mereka rasakan selama hidup dari sumber hutan. Gunung Gandang Dewata masih tenang, tegak diselimuti kabut putih. Dan turunnya kabut tersebut dipercaya oleh segilintir masyarakat Rante Pongkok adalah keinginan para penghuninya. Kepercayaan tersebut jelas sangat berbeda dengan apa yang kita yakini bahkan keberadaan pengembala anoa yang sampai hari ini belum pernah kita dengar bahkan kita lihat keberadaannya adalah benar adanya. Entah dari mana kepercayaan itu muncul. Jelasnya hal tersebut di paparkan oleh Daud yang juga tak lain adalah juru kunci Gunung Gandang Dewata saat pengambilan data Gunung Mambulilling di lapangan. Banyak orang pernah mendengar legenda budaya bangsa maya. Selama ini, kesan sebagian besar orang terhadap bangsa maya tidak terlepas dari suasana hutan belantara. Dimana bangsa maya, yang terlintas dalam benak sejumlah orang adalah sekelompok mahluk halus yang berada di dalam hutan belantara yang terpencil dan sepi. Lalu siapakah bangsa maya penghuni Gunung Gandang Dewata tersebut. Keberadaan mereka diyakini oleh semua orang sebagai penghuni Gunung Gandang Dewata yang masih sebangsa dengan manusia. Mereka dari bangsa maya yang dikenal dengan nama To Membuni. Diyakini mereka adalah salah satu penghuni Gunung Gandang Dewata yang ada di dalam hutan, dan beraktivitas dalam hutan belantara. Mereka tidak banyak bercampur dengan manusia tetapi kadang pula menampakkan dirinya dan masuk ke dunia manusia. Setiap alam kehidupan mempunyai urusannya masing-masing mereka tergolong dalam golongan mahluk-mahluk halus yang asli dan tinggal di dunianya bersama masyarakat sendiri. To Membuni adalah sekelompok masyarakat yang tak tampak kasat mata namun dia dapat berkomunikasi dengan orang-orang tertentu. “Inilah kenyataan misteri yang dikandung oleh Hutan Perawan Gunung Gandang Dewata dan setiap pendaki yang pernah kesana pasti bisa merasakan keberadaanya,” ungkap Daud suatau ketika kepada penulis. To Membuni termasuk mahkluk halus yang hidup di alam demit (salah satu dari enam alam yang di huni mahluk halus). Bangsa ini memang senang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang hijau dan lebih sejuk hawanya, rumah-rumah mereka bentuknya sederhana terbuat dari kayu dan bambu. Mereka seperti manusia hanya bentuk badannya lebih kecil. Kehidupannya hampir sama seperti kehidupan di dunia manusia, yang membedakannya adalah tidak adanya sinar terang seperti matahari dalam lingkungan hidup mereka. Dalam dunianya mereka merokok. Bahkan rokok yang mereka gunakan sama seperti di dunia manusia, membayar dengan uang yang sama, memakai macam pakaian yang sama, bahkan mereka mempunyai kota seperti di dunia manusia. Dan sekali lagi, Ia tak nampak oleh kasat mata. Begitu banyak cerita yang diungkap oleh masyarakat Rante Pongkok Desa Tondok Bakaru Mamasa tentang keramatnya Gunung Gandang Dewata yang dapat membuat bulu kuduk merinding saat mendengarnya. Gunung keramat ini kemudian kian bertambah misterinya, utamanya saat peristiwa hilangnya Mayor Latang secara misterius di Alur Pegunungan Gunung Gandang Dewata. Namun mampukah kita membuktikan kebenaran mitos tersebut. Entahlah. - See more at: http://risalk92.blogspot.com/2013/03/mitos-gunung-gandang-dewata-kab-mamasa.html#sthash.8YPHsr3x.dpuf
Misteri dan “mistisme ekologi” ini akan selalu terjaga kekentalannya oleh para pengunjung yang hendak mendaki ke Gandang Dewata dan masyarakat setempat Dusun Rante Pongkok Kabupaten Mamasa. Mendaki erat kaitannya dengan spritualitas sehingga untuk memahami kandungan esoterik yang dimiliki oleh Gandang Dewata butuh kejernihan akal dan pikiran. Gandang Dewata Sendiri jika ditinjau dari sejarah pada mulanya adalah daratan terendah di pulau Sulawesi hal tersebut dibuktikan dengan adanya batu besar berbentuk perahu yang konon ceritanya adalah milik Putri Raja yang kandas di Puncak Gunung Gandang Dewata. Tapi kini Gandang Dewata telah menjadi tanah tertinggi di Sulawesi Barat namun sisa-sisa lautan masih kadang kita jumpai. Penghuninya, sebagaimana Daud, salah seorang tokoh masyarakat Mamasa yang dikenal sebagai “pakar” mistikus ekologi Gandang Dewata menyebutkan, masyarakat Rante Pongkok adalah masyarakat yang mempertahankan hidupnya dari bertani di alur pegunungan Gandang Dewata. Secara sosiologis, Gandang Dewata telah memiliki hubungan emosional dengan masyarakat kampung terakhir Desa Rante Pongkok sejak dulu. Untuk memahami kepercayaan tradisional mistis terhadap keberadaan penghuni di hutan “perawan” tersebut jika mau jujur, merupakan konsep rumit pada extra-sensory perception of meta linguistic “metabahasa dalam kepekaan rasa batin”. Mereka menemukan cara rahasia melalui meta linguistic system untuk melindungi ciptaan Tuhan yang sangat kompleks di hutan tersebut. Dengan menghubungkan keberadaan turunnya Dewa yang membunyikan gendang yang senantiasa memberikan informasi kepada masyarakat melalui hutan, serta hutan sebagai lahan untuk menunjang hidup maka hutan terlegitimasi secara etik dan moral untuk dijaga dan dicintai. Konon, dahulu kala ketika dewa-dewa masih senang turun ke dunia, maka Hutan Gunung Gandang Dewata adalah tempat pilihannya. Sebagian masyarakat mempercayai hal tersebut dan kepercayaan itu mungkin timbul dari apa yang mereka rasakan selama hidup dari sumber hutan. Gunung Gandang Dewata masih tenang, tegak diselimuti kabut putih. Dan turunnya kabut tersebut dipercaya oleh segilintir masyarakat Rante Pongkok adalah keinginan para penghuninya. Kepercayaan tersebut jelas sangat berbeda dengan apa yang kita yakini bahkan keberadaan pengembala anoa yang sampai hari ini belum pernah kita dengar bahkan kita lihat keberadaannya adalah benar adanya. Entah dari mana kepercayaan itu muncul. Jelasnya hal tersebut di paparkan oleh Daud yang juga tak lain adalah juru kunci Gunung Gandang Dewata saat pengambilan data Gunung Mambulilling di lapangan. Banyak orang pernah mendengar legenda budaya bangsa maya. Selama ini, kesan sebagian besar orang terhadap bangsa maya tidak terlepas dari suasana hutan belantara. Dimana bangsa maya, yang terlintas dalam benak sejumlah orang adalah sekelompok mahluk halus yang berada di dalam hutan belantara yang terpencil dan sepi. Lalu siapakah bangsa maya penghuni Gunung Gandang Dewata tersebut. Keberadaan mereka diyakini oleh semua orang sebagai penghuni Gunung Gandang Dewata yang masih sebangsa dengan manusia. Mereka dari bangsa maya yang dikenal dengan nama To Membuni. Diyakini mereka adalah salah satu penghuni Gunung Gandang Dewata yang ada di dalam hutan, dan beraktivitas dalam hutan belantara. Mereka tidak banyak bercampur dengan manusia tetapi kadang pula menampakkan dirinya dan masuk ke dunia manusia. Setiap alam kehidupan mempunyai urusannya masing-masing mereka tergolong dalam golongan mahluk-mahluk halus yang asli dan tinggal di dunianya bersama masyarakat sendiri. To Membuni adalah sekelompok masyarakat yang tak tampak kasat mata namun dia dapat berkomunikasi dengan orang-orang tertentu. “Inilah kenyataan misteri yang dikandung oleh Hutan Perawan Gunung Gandang Dewata dan setiap pendaki yang pernah kesana pasti bisa merasakan keberadaanya,” ungkap Daud suatau ketika kepada penulis. To Membuni termasuk mahkluk halus yang hidup di alam demit (salah satu dari enam alam yang di huni mahluk halus). Bangsa ini memang senang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang hijau dan lebih sejuk hawanya, rumah-rumah mereka bentuknya sederhana terbuat dari kayu dan bambu. Mereka seperti manusia hanya bentuk badannya lebih kecil. Kehidupannya hampir sama seperti kehidupan di dunia manusia, yang membedakannya adalah tidak adanya sinar terang seperti matahari dalam lingkungan hidup mereka. Dalam dunianya mereka merokok. Bahkan rokok yang mereka gunakan sama seperti di dunia manusia, membayar dengan uang yang sama, memakai macam pakaian yang sama, bahkan mereka mempunyai kota seperti di dunia manusia. Dan sekali lagi, Ia tak nampak oleh kasat mata. Begitu banyak cerita yang diungkap oleh masyarakat Rante Pongkok Desa Tondok Bakaru Mamasa tentang keramatnya Gunung Gandang Dewata yang dapat membuat bulu kuduk merinding saat mendengarnya. Gunung keramat ini kemudian kian bertambah misterinya, utamanya saat peristiwa hilangnya Mayor Latang secara misterius di Alur Pegunungan Gunung Gandang Dewata. Namun mampukah kita membuktikan kebenaran mitos tersebut. Entahlah. - See more at: http://risalk92.blogspot.com/2013/03/mitos-gunung-gandang-dewata-kab-mamasa.html#sthash.8YPHsr3x.dpuf

Itulah sedikit informasi tentang gunung Gandang Dewata satu peribahasa yang harus kita ingat ketika kita mendaki adalah " dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung"
Salam Lestari Saudara Saudaraku.

Baca Artikel Lainnya DISINI


Read more

Liburan Murah ke Toraja Ala Backpacker.

1 komentar
Tana Toraja yang terletak di Sulawesi Selatan merupakan salah satu destinasi wisata eksotis yang wajib dikunjungi. Keindahan alam dan budaya Toraja begitu memikat wisatawan. Tidak hanya turis lokal, tapi juga turis dari mancanegara. Sayangnya lokasi Toraja yang begitu jauh dari ibukota provinsi membuat banyak orang menganggap traveling ke Toraja membutuhkan banyak waktu dan biaya. Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Ada banyak cara untuk membuat traveling ke Toraja menjadi murah dan tidak memakan banyak waktu, tapi tetap bisa melihat banyak objek wisata di Toraja. Bagaimana caranya?

1. Manfaatkan Promo Maskapai Penerbangan

Step pertama tentu Anda harus pergi ke Makassar sebagai ibukota Sulawesi Selatan. Ada banyak maskapai yang melayani penerbangan ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Sering kali beberapa maskapai memberikan harga promo yang cukup fantastis. Sebagai contoh saya sendiri pergi dari Surabaya ke Makassar mendapatkan tiket promo Citilink hanya dengan harga 79.000 sekali jalan. Otomatis untuk pulang pergi Surabaya-Makassar-Surabaya hanya cukup mengeluarkan uang 158.000 saja.

2. Berangkat Dari Makassar Ke Toraja Pada Malam Hari

Perjalanan darat Makassar-Toraja ditempuh dalam waktu 8-9 jam. Dari Makassar ke Toraja banyak sekali tersedia bus-bus yang siap mengantarkan Anda. Sebut saja Bus Litha, Bintang Prima, Bintang Timur, Batu Tumonga, Charisma, Metro Permai, dan lain-lain. Selain mempunyai keberangkatan pada pagi atau siang hari, bus-bus itu juga mempunyai jadwal keberangkatan pada malam hari. Pada malam hari biasanya bus akan berangkat pukul 8 hingga 10 malam. Tiket bus dari Makassar ke Toraja dengan bus AC rata-rata berharga 100.000 sekali jalan. Sedangkan untuk yang Non AC tarifnya 75.000. Berangkat pada malam hari tentu bukan menjadi masalah jika naik bus Non AC dengan tarif yang lebih murah. Udara tidak akan terasa panas kok. Namun kalau Anda ingin naik bus yang lebih nyaman tentu bus AC bisa menjadi pilihan. Lagipula tarifnya tidak terpaut terlalu jauh kan? Bus-bus ini akan tiba di Toraja (Rantepao) pada pagi hari antara pukul 5-6 pagi. Dari sini Anda sudah siap mengeksplor Toraja! Oh ya, ada baiknya pesan tiket bus 2-3 hari sebelum keberangkatan. Silahkan hubungi kantor perwakilan masing-masing bus untuk melakukan reservasi. Cukup telepon saja untuk memesan, bayarnya nanti saat Anda sudah sampai di Makassar dan akan berangkat ke Toraja.
bus ke toraja





3. Sewa Motor Untuk Keliling Toraja

Bagi Anda yang traveling sendiri atau berdua akan lebih hemat jika Anda menyewa sepeda motor. Harga sewa motor di Toraja memang lebih mahal dibandingkan dengan harga sewa di Bali. Untuk satu hari biasanya penyewa akan mematok harga 80.000. Harga ini juga tergantung dari tipe motornya. Tipe motor matic memiliki harga sewa yang lebih mahal dibandingkan dengan tipe motor semi manual. Ini tergantung pilihan Anda saja, lebih nyaman menggunakan motor yang mana. Perlu diingat, banyak objek wisata di Toraja terletak agak ke dalam, cukup jauh dari jalan raya. Malah di beberapa objek jalannya cukup sulit diakses dengan mobil. So, motor adalah pilihan yang tepat!


4. Sehari Keliling Toraja Cukup Untuk Backpacker

Dalam waktu sehari sebenarnya sudah cukup untuk melihat objek-objek wisata utama di Toraja. Kenapa? Kebanyakan objek-objek di Toraja memiliki karakteristik yang serupa yaitu berupa rumah adat Tongkonan dan kuburan alami. Sebut saja Buntu Pune, Ke’te’ Kesu’, Londa, Tilanga, Lemo, dan Kambira. Bahkan kalau cuaca sedang baik atau Anda datang ke Toraja saat musim kemarau, akan lebih banyak lagi objek yang bisa didatangi. Ini nggak skimming lho, saya rasa berhenti di masing-masing objek selama 1 hingga 2 jam (max) sudah cukup. Bahkan di beberapa objek mampir 30 menit saja sudah lebih dari cukup untuk sekedar melihat-lihat.

Beberapa objek wisata yang bisa anda kunjungi sebagai referensi dari puluhan objek wisata di  Toraja
Buntu Kalando
Tongkonan/rumah tempat Puang Sangalla' (Raja Sangalla') berdiam. Sebagai tempat peristirahatan Puang Sangala' dan juga merupakan Istana tempat mengelola pemerintahan kerajaan Sangalla' pada waktu itu, Tongkonan Buntu Kalando bergelar "tando tananan langi' lantangna Kaero tongkonan layuk". saat ini Tongkonan Buntu Kalando dijadikan Museum Tempat meyimpan benda-benda prasejarah dan peninggalan kerajaan Sangalla'.
Pallawa
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan atau rumah adat yang sangat menarik dan berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 km ke arah utara dari Rantepao.
Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Terletak sekitar 5 km ke arah selatan dari Rantepao.
Ke’te Kesu
Obyek yang mempesona di desa ini berupa Tongkonan, lumbung padi dan bangunan megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 km dari tenggara Rantepao.
Batu Tumonga
Di kawasan ini anda dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir memiliki ketinggian sekitar 2–3 meter. Dari tempat ini anda dapat melihat keindahan Rantepao dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah Sesean dengan ketinggian 1300 meter dari permukaan laut.

Lo'ko Mata
Tempat ini adalah kuburan  yang di buat dengan cara membuat lobang-lobang pada batu. maknya kuburan ini namax lokomata karena loko mata itu artinya lubang-lubang mata.
Acara Pemakaman & Adu Kerbau " Tedong Silaga"

Kalau anda ke toraja terasa kurang lengkap kalau tidak menyaksikan secara langsung prosesi pemakaman ala toraja. dan pada acara tersebut akan diadakan sebuah agenda yang sangat seru yaitu "Adu Kerbau".



5. Selektif Dalam Memilih Makanan

Harga makanan di Toraja umumnya mahal-mahal. Harga makanan 20.000 merupakan harga standar. Bagi Anda yang muslim bisa memilih warung-warung muslim yang banyak terdapat di Rantepao. Biasanya harga makanan di warung-warung ini berkisar antara 10.000-25.000. Untuk menu makan, sesuaikan saja dengan selera Anda.

6. Tidak Perlu Menginap, Langsung Kembali Ke Makassar

Setelah Anda keliling Toraja melihat aneka Tongkonan dan kuburan alami serta menikmati keindahan Toraja, saat malam Anda tidak perlu menginap. Anda langsung saja kembali ke Makassar. Sama seperti saat berangkat, banyak sekali bus-bus yang bisa mengantar Anda kembali dari Toraja (Rantepao) ke Makassar. Bus-bus ini juga akan berangkat antara pukul 8 hingga 10 malam. Tarif busnya tentu saja akan sama dengan saat Anda berangkat. Ada baiknya pesan tiketnya terlebih dahulu ya untuk mengantisipasi agar tidak kehabisan. Bus ini akan tiba di Makassar antara pukul 5 hingga 6 pagi. Sesampainya di Makassar terserah Anda, apakah mau langsung kembali ke kota Anda atau mau jalan-jalan dulu keliling Makassar. Jika Anda ingin langsung kembali ke kota Anda dengan pesawat, bus-bus ini bersedia kok mengantarkan Anda masuk ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tanpa biaya tambahan.

Dengan menggunakan cara di atas menurut saya bisa menghemat pengeluaran yang cukup signifikan tapi tetap bisa melihat Toraja dari dekat. Selain itu juga tidak dibutuhkan waktu yang terlalu lama. Anda bisa berangkat dari rumah hari Jumat siang, hari Minggu sudah bisa ada di rumah lagi, dan Senin sudah bisa beraktifitas seperti biasa. Ya efek dari perjalanan seperti ini memang agak sedikit melelahkan karena selama dua malam tidur di bus.
Tapi kalau anda tidak terburu2 dan masih ingin merasakan suasana Toraja dan mengunjungi objek wisata lain anda tidak perlu kawatir anda bisa menginap di Guest House / Wisma yang banyak di temukan di Rantepao dan Makale tarifnya sangat  murah dibandingkan dengan hotel-hotel di Toraja. Tarifnya mulai dari 50.000 untuk single room kalau untuk 2 orang mulai dari 80.000..Muraahhh bukan??? tapi itu tarif untuk hari biasa tapi kalau bulan Desember harganya naik 2xlipat pada bulan itu semua hotel wisma dan sejenisnya sudah full..!!!



Biaya akomodasi:

  • Tiket pesawat ke Makassar PP (harga bisa berubah-ubah)
  • Airport tax 40.000 x 2 = 80.000
  • Bus Makassar-Toraja PP 260.000 (Air Suspension) atau 200.000 (Non AC)
  • Sewa motor sehari 80.000
  • Makan & jajan di Toraja 50.000
  • Tiket masuk objek-objek wisata 50.000 (aslinya nggak sampai segini)
  • Lain-lain 50.000

Nomor-nomor telepon penting:
  • Bus Litha Makassar 0411-442263 (Jalan Urip Sumoharjo KM 7, Makassar)
  • Bus Bintang Prima 0411-4772888 (Jalan Perintis Kemerdekaan Ruko Tello No. 22)
  • Bus Litha Rantepao 0423-21204
  • Bus Bintang Prima Rantepao 0423-21142
  • Sewa motor Lebonna 0423-23520 (Jalan Monginsidi 102 Rantepao)

Beberapa maskapai penerbangan yang terbang ke Makassar:
Sumber: viva.co.id


Read more

Pendakian Gunung Bawakaraeng, Juli 2011

0 komentar


Read more

Ceritakan Pengalaman Anda

0 komentar


Read more

Mengapa Mendaki Gunung?

0 komentar
Menjelang pagi di puncak Cikurai. Saya dan rombongan ditambah tiga orang rombongan lain dari Jakarta Timur dan satu orang pendaki solo dari Jawa Barat berdiri bersama-sama di atas lahan yang tidak lebih luas dari satu buah lapangan sepakbola. Tidak seberapa lama kami menunggu, langit sedikit demi sedikit menjingga dan semakin terang. Bulatan besar sang penjaga hari yang muncul dari timur terus meninggi sehingga lautan awan terlihat semakin jelas di sekeliling kami. Dari arah timur, potongan puncak gunung Slamet menyembul menembus awan sementara dari arah barat, bagian teratas segitiga Ciremai terlihat lebih besar. Di selatan, garis pantai selatan laut Jawa samar terlihat. Sebuah pemandangan surgawi yang membuat kami semua yang menyaksikannya begitu bersyukur.
Ilustrasi di atas rasanya sudah cukup untuk menjadi alasan mengapa setiap pendaki gunung mau bersusah payah mendaki gunung berjam-jam, membawa bepuluh-puluh kilogram beban di punggung, dan meninggalkan kenyamanan empuknya kasur dengan memilih tidur di tenda. Mendaki gunung memang memberikan keasyikan yang sulit didapatkan dari kegiatan wisata atau olahraga lainnya.
Saya sebetulnya jarang mendaki gunung, tidak mesti setahun sekali  melakukan pendakian. Seingat saya, terakhir saya melakukan pendakian adalah bersama teman-teman kantor dua tahun lalu ke Gunung Gede. Pengalaman mendaki begitu menarik bagi saya sehingga jujur saja saya kangen mendaki gunung. Berikut ini kira-kira yang menjadi alasan saya mendaki gunung:
  1. Wisata. Pada dasarnya, wisata adalah usaha manusia untuk memuaskan rasa ingin tahu akan tempat yang belum pernah didatangi. Wisata juga dilakukan untuk membuat suasana rileks dan santai, melarikan diri dari kepenatan aktivitas sehari-hari. Dengan mendaki gunung, saya mendapatkan dua hal itu sekaligus. Bahkan, walaupun gunung tersebut pernah didatangi, pengalaman mendaki gunung yang sama untuk kedua kalinya tetap saja berbeda dan mengasyikkan.

  2. Melatih manajemen. Mendaki tidak hanya sekedar persiapan fisik di rumah, lalu bawa tenda, ransel ukuran raksasa, kantung tidur, makanan lalu mendaki. Butuh perencanaan yang matang agar pendakian berjalan dengan nyaman. Sebelum melakukan pendakian biasanya ada perhitungan-perhitungan yang terkait dengan manajemen makan, perlengkapan kelompok, manajemen waktu, transportasi, dan perizinan.

  3. Belajar sabar. Pendakian yang sangat melelahkan akan membuat pertarungan di dalam diri setiap pendaki untuk melawan lelah dan memotivasi diri agar bisa sampai puncak. Seringkali hal ini tidak berjalan mulus, karena bisa jadi pada saat kondisi tubuh kita masih fit, ternyata ada satu orang teman kita yang tidak bisa melanjutkan perjalanan, sehingga kitapun harus ikut tidak melanjutkan perjalanan. Memang yang terpenting dalam pendakian bukanlah puncak, tapi proses untuk mengalahkan diri sendiri.

  4. Pengalaman batin. Mendaki gunung menjanjikan paket lengkap wisata fisik dan batin bagi yang melakukannya. Melihat keindahan hutan, mencium bau hujan yang bercampur humus, dan pemandangan surgawi di puncak, membuat kita kesulitan sama sekali dalam membuat daftar hal-hal untuk membuktikan bahwa Tuhan itu tidak eksis.
Pasti ada lebih banyak lagi alasan kenapa seseorang mendaki gunung yang bisa dituliskan oleh pendaki lain. Pengalaman mendaki gunung tidak pernah tergantikan, karena seperti kutipan terkenal dari seorang pendaki legendaris, George Mallory ketika ditanya mengapa ingin mendaki gunung Everest, jawabannya adalah: Because it’s there. Sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam.


Read more

Pesona Gunung Rinjani Sepanjang Jalan

1 komentar
Ungkapan "Kalau sudah mendaki Gunung Rinjani, tak perlu lagi naik ke gunung lain," sepertinya memang benar adanya. Di sepanjang perjalanan saja, pendaki sudah dibuat kagum oleh pesona yang mampu memukau semua orang.

www.belantaraindonesia.org

Ada 2 jalur pendakian, yaitu Jalur Sembalun dan Jalur Senaru. Di Jalur Sembalun, pendaki akan melalui hamparan padang savana. Track di jalur ini cukup landai, namun berliku. Ada 3 pos peristirahatan di jalur ini. Selepas Pos 3, pendaki akan mengahadapi tanjakan terjal dengan kemiringan sekitar 60 derajat.

Di jalur lainnya, yaitu Jalur Senaru, pemandangan akan terlihat sangat berbeda. Di sini pendaki akan melewati hutan tropis yang cukup lebat. Sama halnya dengan Jalur Sembalun, jalur ini juga terdapat 3 pos peristirahatan sebelum sampai ke Pelawangan yang biasa digunakan sebagai camp area.

Lelah sudah pasti akan Anda rasakan. Akan tetapi, pemandangan yang disuguhkan selama di perjalanan sangat indah. Lelah yang Anda rasakan akan terbayar lunas, bahkan lebih.

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, diyakini sebagian masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam ratu jin bernama Dewi Anjani, putri raja Datu Tuan dari permaisurinya Dewi Mas, yang memerintah sebuah kerajaan kecil di Lombok.

www.belantaraindonesia.org

Terlepas dari legenda itu, Gunung Rinjani merupakan salah satu destinasi andalan Kabupaten Lombok Utara. Gunung tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini menyimpan sejuta pesona dan memiliki potensi geowisata yang menarik.

Di antara daya tarik gunung api itu adalah panorama kaldera, danau, puncak, kawah, air terjun, mata air panas, goa, lubang letusan dan aliran lava baru. Pesona yang dimiliki gunung yang diyakini menjadi istana Ratu Jin Dewi Anjani ini nyaris sempurna. Selain memiliki berbagai keunikan, Gunung Rinjani juga kaya dengan berbagai jenis flora dan fauna. Di sebelah selatan dan barat pada ketinggian 1.000 - 2.000 meter banyak ditumbuhi Dysoxylum sp, pterospermum, dan Ficus superba.

Pada ketinggian 2.000 - 3.000 meter banyak tumbuh cemara gunung ( Casuarina junghuhniana ). Namun pada ketinggian diatas 3.000 meter miskin akan tumbuhan, hanya ditumbuhi rumput dan bunga Edelweiss ( Anaphalis javanica ) dan di sebelah timur gunung banyak ditumbuhi pohon akasia. Selain itu tercatat 109 jenis burung hidup di Gunung Rinjani. Beberapa diantaranya adalah jenis burung yang ada di Australia, monyet perak yang berasal dari Bali, rusa dan landak.

www.belantaraindonesia.org

Sementara di Pelawangan Sembalun, Lombok Timur terdapat monyet ekor panjang yang suka mengganggu kemah para pendaki. Mereka sangat pandai membuka tenda untuk mengambil makanan dan dikenal sangat garang dan berani.

Berbagai pesona itulah menjadi magnet yang mampu menarik minat wisatawan mancanegara maupun nusantara untuk mendaki gunung yang memiliki ketinggian hampir empat kilometeritu. Para wisatawan yang mendaki gunung itu adalah wisatawan minat khusus yang menyukai tantangan.

Di balik sejuta pesona yang dimiliki gunung api itu, sebenarnya Gunung Rinjani merupakan salah satu dari enam gunung di Indonesia yang cukup bahaya untuk didaki. Karena itu tidak berlebihan kalau Rinjani dijuluki obyek wisata "maut".

www.belantaraindonesia.org

Hingga kini gunung yang disebut - sebut banyak menyimpan misteri itu telah menelan cukup banyak korban jiwa. Cuaca buruk disertai datang secara tiba - tiba terkadang menyebabkan pendaki tersesat dan akhirnya ditemukan tak bernyawa.

Sebagai contoh, pada 10 Maret 2007, tujuh pelajar asal Pulau Lombok yang mendaki Gunung Rinjani ditemukan tewas di wilayah perbatasan Pelawangan, Sembalun dengan Danau Segara Anak. Ketujuh korban pelajar dan mahasiswa yang mendaki Gunung Rinjani itu tewas akibat terjebak cuaca buruk dan kehabisan makanan. Dugaan kuat terjebak cuaca buruk, karena jenazah mereka ditemukan tidak di dalam jurang.

Selanjutnya pada 29 Juni 2010, pendaki asal Italia Federica Frovera ditemukan tewas diGunung Baru Jari ( anak Gunung Rinjani ). Korban tewas diduga akibat kelelahan setelah mandi di Danau Segara, saat mendaki selama satu minggu.

www.belantaraindonesia.org

Saat itu korban berada di kilometer 8,3 dari Danau Segara menuju Pelawangan Senaru. Saat itu Gunung Barujari yang berada di kaldera Gunung Rinjani sedang berstatus waspada, dan  masih mengeluarkan letusan kecil dengan asap tebal setinggi 300 meter.

Masih banyak pendaki lain yang tewas akibat "keganasan" Gunung Rinjani. Bahkan hampir setiap tahun gunung yang menyimpan banyak misteri itu menelan korban jiwa.

Karena itu setiap tahun Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengeluarkan larangan untuk mendakian gunung api tersebut. Penghentian sementara aktivitas pendakian biasanya berlangsung dua hingga tiga bulan terutama pada saat terjadinya cuaca buruk termasuk pada 2013.

Sumber: http://www.belantaraindonesia.org


Read more
Jadilah blogger yang cerdas, ingat sumber artikel anda.. Diberdayakan oleh Blogger.